WAQAF IKHTIARI (pilihan).
Maksudnya adalah waqaf (berhenti membaca) yang dilakukan (oleh qori’
atau orang yang membaca) pada kata yang dipilih, disengaja dan
direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain.
WAQAF IKHTIARI ADA EMPAT
1. WAQAF TAM (sempurna)
Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah sempurna, baik
menurut tata bahasa maupun arti. Pada umumnya terdapat pada akhir ayat
dan di akhir keterangan, cerita atau kisah. Dan tidak ada kaitannya sama
sekali dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada الْمُفْلِحُوْنَ dalam
ayat berikut :
ولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ [
البقرة : 5]- Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti
waqaf pada kata اَذِلَّةٍ dalam ayat :قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا
دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَاوَجَعَلُوا اَعِزَّةَ اَهْلِهَا اَذِلَّةٍ
وقف وِكَذَالِكَ يَفْعَلُوْنَ [ النمل : 34 ]
Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada
kata idz jaa.a nii dalam ayat :لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ
بَعْدَاِذْ جَاءَ نِيْ وقف وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإِنْسَانِ خَذُوْلاً
[الفرقان :29]
Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit,
seperti waqaf pada kata وَبِاللَّيْلِ dalam ayat :وَاِنَّكُمْ
لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِيْنَ☼ وَبِاللَّيْلْ وقف اَفَلاَ
تَعْقِلُوْنَ [ الصفات : 137 – 138]
2. WAQAF KAFI (cukup)
Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata bahasa
sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah masih ada
kaitannya dengan ayat berikutnya. Seperti waqaf pada ☼يُوْقِنُوْنَ
dalam ayat berikut :
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ
قَبْلِكَ ج وَبِالأَخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ ☼ اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ
رَّبِّهِمْ لا وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ☼ [ البقرة : 4 – 5 ]
3. WAQAF HASAN (baik)
Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah dianggap baik
menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat berikutnya,
baik dari segi arti maupun tata bahasa. Seperti waqaf pada ☼
الْعَالَمِـيْنَ dalam ayat berikut :
اَلْحَمْـدُ للهِ رَبِّ الْعَـالَمِـيْنَ☼ اَلرَّحْمـنِ الرَّحِيْـمِ ☼ مَـالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ☼
4. WAQAF QABIH (buruk)
Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata bahasa
tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari makna ayat yang
sebenarnya. Seperti waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ dalam ayat berikut
:فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ ☼ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ
☼Waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud
dari ayat adalah : “Neraka itu untuk orang-orang yang melalaikan
shalat” Ketika waqaf pada ☼ لِلْمُصَلِّيْنَ , maka maksud ayat lalu
berubah menjadi : “Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat”
CARA BERWAQAF
Waqaf dalam membaca Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut, yaitu :
1. Akhir suku kata dimatikan dalam bacaan apabila berharakat fathah,
kasrah, dhammah, kasratain atau dhammatain [ ـَ ـِ ـُ ـٌ ـٍ ] Contoh :
سَقَرْ☼ = سَقَرَ ☼ نُذُرْ ☼ = نُذُرِ ☼ اَحْسَنْ ☼ = اَحْسَنُ ☼ تَخَوُّفْ = ☼ تَخَوُّفٍ ☼ اَشِرْ ☼ = اَسِرٌ☼
2. Akhir suku kata dimatikan [ ـْ ]dalam bacaan apabila berharakat :
Fathah, kasrah atau dammah yang sebelumnya ada Alif [ا ـَ ـِ ـُ ]
seperti :
☼ الْحِسَابَ ☼ الْحِسَابِ ☼ الْحِسَابُ dibaca ☼ الحِسَا بْ
خَطَايَايْ dibaca ☼ خَطَايَايَ ☼ ـ اِيَّايْ dibaca ☼ اِيَّايَ☼
– Fathah sebelumnya ada Wa [ وْ ـَ ] seperti : ☼ يُنْصَرُوْنَ dibaca ☼ يُنْصَرُوْنْ
– Fathah, kasrah atau dhammah sebelumnya ada Ya’ mati,[يْ ـُ ـِ ـَ ] ,
seperti : ☼ اَلْحَلِيْمَ ☼ اَلْحَلِيْمِ ☼ اَلْحَلِيْمُ dibaca ☼
اَلْحَلِيْمْ
– Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Ya’mati, [يْ ـٌ ـٍ ] seperti : ☼ حَلِيْمٌ ☼ حَلِيْمٍ dibaca ☼ حَلِيْمْ
– Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Waw mati [وْ ـٌ ـٍ ] seperti : ☼ غَفُوْرٌ ☼ غَفُوْرٍ dibaca = ☼ غَفُوْرْ
3. Akhir suku kata berharakat fathatain dan sesudahnya ada huruf Alif
[ـً ا] dibaca fathah [ـَ ا], seperti : ☼ حَكِيْمًا dibaca = ☼ حَكِيْمَا
– atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathatainn
[ءً] dibaca fathah [ءَ] , seperti : ☼ مَاءً dibaca = ☼ مَائَا
– atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya
berharakat fathatain [ ـً ى ] dibaca fathah [ ـَ ى], seperti : ☼
مُسَمًّى dibaca = ☼ مُسَمَّى
4. Akhir suku kata terdiri dari Ta’ Marbuthah [ ـة ـ ة ] dimatikan
dan bunyinya berubah menjadi bunyi Ha’ [ ـهْ ـ هْ ] , seperti :
حَامِيَهْ☼ dibaca = حَامِيَةٌ ☼ ـ بَرَرَهْ dibaca = ☼ بَرَرَةٍ ☼
5. Akhir suku kata yang terdiri dari huruf Ha’ berharakat kasrah atau dhammah [ ـهِ ـ ـهُ ] dimatikan [ ـهْ ـ ـهْ ] , seperti :
صَا حِبَتِهْ ☼ =dibaca صَاحِبَتِهِ ☼ـ رَسُوْلُهْ☼ dibaca = رَسُوْلَهُ☼
6. Akhir suku kata terdiri dari huruf Mad atau huruf mati, dibaca apa adanya tanpa ada perubahan, seperti :
☼ اَقْفَالُهَا tetap dibaca ☼ اَقْفَالُهَا – ☼ جَنَّاتِيْ tetap dibaca ☼
جَنَّاتِيْ ☼ فَسَقُوْا tetap dibaca ☼ فَسَقُوْا – ☼ لَيَطْغَى tetap
dibaca ☼ لَيَطْغَى ☼ عَلَيْهِمْ tetap dibaca ☼ عَلَيْهِمْ – ☼ يُوْلَدْ
tetap dibaca ☼ يُوْلَدْ
7. Akhir suku kata terdiri dari huruf hidup, sedangkan sebelumnya
terdapat huruf mati seperti dalam kurung [ ـْ ـَ / ـْ ـِ / ـْ ـُ ]maka
huruf akhir suku kata itu dimaitkan seperti dalam kurung [ ـْ ـْ / ـْ ـْ
/ ـْ ـْ ] sehingga ada dua huruf mati. Cara mewaqafkan, cukup sekedar
bunyi akhir suku kata itu didengar sendiri atau oleh orang yang
berdekatan sebagai isyarat bahwa ada huruf mati, sehingga waqaf seperti
ini disebut “waqaf isyarat”. Contoh :
وَالْعَصْرْ☼ dibaca وَالْعَصْرِ ☼ ـ وَالأَمْـرْ☼ dibaca وَالأَمْـرُ☼
8. Akhir suku kata bertasydid dimatikan tanpa menghilangkan fungsi
tasydidnya, seperti : ☼ مِنْـهُنَّ dibaca ☼ ـ مِنْـهُنّْ ☼خلَقَهُنَّ
dibaca ☼ خَلَقَهُنّْ
9.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] dimatikan bila waqaf, dan dibaca pendek bila washal, seperti :
QS.An-Nahl [16] : 48 -Tulisan – يَـتَـفَـيَّـؤُا bila Waqaf ☼ يَـتَـفَـيَّـأْ – dan bila Washal dibaca يَـتَـفَـيَـؤُا ظِلاَلُهُ
QS.Al-Furqan [26] : 77 -Tulisan – يَـعْـبَــؤُا bila Waqaf dibaca ☼ يَـعْـبَـأْ – dan bila Washal dibaca يَـعْـبَـؤُا بِـكُمْ
Demikian pula dalam QS.Yusuf [12] : 84 تَـفْـتَـؤُا , – dalam QS. Thaha
[20] : 18 اَتَـوَكَّـؤُا ,- dan dalam QS. An-Nur [24] : 8 يَـدْرَؤُا
10.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ؤ ] bila waqaf
dimatikan sesudah membaca panjang huruf sebelumnya, dan bila washal
hamzah dibaca pendek seperti :
QS. Asy-Syu’araa’ : [26} :197 -Tulisan – عُـلَـمـؤُا bila Waqaf dibaca
☼عُـلَـمَـاءْ – dan bila Washal dibaca عُـلَـمـؤُا بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ
Demikian pula dalam QS.Fathir [35] : 28 عُـلَـمـؤُا ,- QS. Ibrahim :
[14] : 21 ,- dan Al-Mu’min [40] : 47 الضُّـعَـفـؤُا ,- QS.Yunus [10] :
28 شُـرَكـؤُا ,- QS.Ar-Ruum [30] :13 شُـفَـعــؤُا
TANDA-TANDA WAQAF
1.م WAQAF LAZIM [وَقَفْ لاَزِمْ] Tanda mesti berhenti.
2.لا LA WAQFA [ لاَ وَقْفَ ] Tanda tidak boleh berhenti.
3.ط WAQAF MUTHLAQ [ وَقَفْ مُطْلَقْ ] Tanda sempurna berhenti.
4.ج WAQAF JAIZ [ وَقَفْ جَائِزْ ] Tanda boleh berhenti dan boleh terus.
5.ز WAQAF MUJAWWAZ [ مُجَوَّزْ ]Tanda boleh berhenti, terus lebih baik.
6.ص WAQAF MURAKH-KHASH [ وَقَفْ مُرَخَّصْ ] Tanda diringankan (di
bolehkan) berhenti karena mempunyai nafas pendek, terus lebih baik.
7.قف WAQAF MUSTAHAB [وَقَفْ مُسْتَحَبْ ]. Tanda berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
8.قلى WAQAF AULA [وَقَفْ اَوْلَى]. Tanda berhenti lebih baik.
9.ق QILA WAQAF [ قِيْلَ وَقَفْ ] Sebagian pendapat, tanda boleh berhenti.
10.صلى WASHAL AULA [وَصَلْ اَوْلَى] Tanda terus lebih baik.
11.ك Kadza lika Muthabiq lima qablahu [كَذَالِكَ مُطَابِقٌ لِمَا قَبْلَهُ ]Tanda berhenti seperti tanda waqaf sebelumnya.
12.… ___… WAQAF MU’ANAQAH [ وَقَفْ مُعَانَقَةِ ]Tanda boleh berhenti pada salah satu titik tiga.
13.س/سكت SAKTAH [ سَكْتَةْ ]Tanda berhenti sejenak tanpa ambil nafas.
Belum ada tanggapan untuk "Waqof Ikhtiari"
Posting Komentar