Laman

Minggu, 29 Maret 2015

Al Quran Hanya di Kerongkongan

Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
سيخرج في آخر الزمان قوم أحدث الأسنان سفهاء الأحلام

“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
يخرج قوم من أمتي يقرئون القرآن يحسبون لهم وهو عليهم لاتجاوز صلاتهم تراقيهم

“Suatu kaum dari umatku akan keluar membaca Al Qur’an, mereka mengira bacaan Al-Qur’an itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka.” (HR. Muslim)

يحسنون القيل ويسيئون الفعل يدعون إلى كتاب الله وليسوا منه في شيء

“Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)

Sabtu, 28 Maret 2015

Ulama Saudi "Bin Baz" Dukung Peringatan Maulid Nabi


Pendiri pesantren Daarul Rahman KH Syukron Makmun mengingatkan pentingnya umat Islam melestarikan dan menghidupkan syiar agama seperti peringatan maulid di tengah masyarakat. Dalam sambutan peringatan maulid di aula pesantrennya, Kiai Syukron menyatakan bahwa mufti Arab Saudi almarhum Syekh Abdullah bin Baz sendiri menilai penting mensyiarkan maulid Rasulullah SAW.


Bin Baaz menyampaikan pernyataan dukungan itu kepada dirinya di kediaman Bin Baz di Aziziyah, Makkah, ujar Kiai Syukron menyambung ceritanya pada taushiyah maulid di hadapan sedikitnya 7000 jamaah di aula pesantren Daarul Rahman, Senopati, Jakarta Selatan, Ahad (22/3).


Di kediaman Bin Baz, mantan Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) di masa kepemimpinan Gus Dur ini melakukan dialog panjang seputar amalan-amalan yang telah menjadi tradisi di kalangan mayoritas umat Islam Indonesia seperti ziarah kubur, tawasul dan peringatan mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad Saw.


Dalam dialog khusus di kediaman sang Mufti Arab Saudi itu, Kiai Syukron menyampaikan bahwa amalan umat Islam Indonesia tidak terdapat hal yang bertentangan dengan syariat Islam.


“Di akhir dialog Bin Baz mengatakan, In kunta 'aliman fashna' ma syi'ta (kalau Anda mengetahui benar syariatnya maka lakukanlah amalan tersebut),” kata Kiai Syukron mengenang perjumpaannya dengan Bin Baz.


Kiai Syukron bersahabat dengan Syekh bin Baz. Walaupun tidak melihat, Bin Baz sudah mengenali suara Kiai Syukron. Kalau sedang berkunjung ke Mekkah, Kiai Syukron menyempatkan diri hadir di halaqah Bin Baz di Masjidil Haram.


Demikian pula dengan Sayid Muhammad bin Alawi Al-Maliki. Kiai Syukron juga bersahabat baik. Keduanya saling mengunjungi kediaman satu sama lain. (Muladi/Alhafiz K)
via nu.or.id
Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2015/04/ulama-wahabi-bin-baz-dukung-peringatan.html#.VUXPfcPhUrU.blogger#ixzz3ZBCAJgJX

Kamis, 26 Maret 2015

Memaknai Bulan Rajab dengan Sikap Bijak


1. Saat ini kita berada didalam bulan Rajab

2. Setelah Rajab, kita berada di Sya'ban dan masuklah Ramadhan. Allahumma barik lana fi Rajab wa sya'ban wa ballighna Ramadhan, amin

3. Dan sebagai muslim kita tahu bahwa bulan Rajab adalah satu di antara 4 bulan haram yg sakral (yg 3, dzul qo'dah, dzul hijjah, muharram).

4. Dan arahan dari Nabi, saat bulan haram ini, kita sebagai muslim dianjurkan menghormatinya dan tidak boleh bertengkar

5. Namun jika diperhatikan (terutama di dunia maya, di aplikasi2 sosmed), kita menemukan sesuatu yg aneh yg selalu berulang tiap tahun

6. Ironisnya, hal yang "aneh" itu ternyata malah mengusik kesakralan bulan Rajab ini.

7. Apalagi kalau bukan karena ulah sebagian orang (yg mungkin saking semangatnya berislam) mencoba mengutak atik ritual2 di bulan Rajab.

8. Sebelumnya kultwit ini tidak hendak menguatkan atau begitu saja menyalahkan pihak manapun. Tapi ingin mendudukkan masalah pd tempatnya

9. Saat Rajab gini, pasti kita menemukan banyak sekali tulisan2 yg saling bertolak belakang. Dan ujung2nya saling serang. Lagi2 tengkar!

10. Tulisan pertama banyak mengunggah berbagai macam amalan dengan hadits2 yg cukup asing seputar bulan Rajab. Bahkan ada jg yg palsu.

11. Amalan cukup umum yg dianjurkan di tulisan pertama ini perihal kesunnahan berpuasa di bulan Rajab.

12. Tulisan kedua, sebaliknya, langsung begitu saja marah2 dan menyesat2kan yang melakukan bermacam amalan di Rajab, tanpa riset dulu.

13. Tentu saja yg pro tulisan pertama tidak terima begitu saja amalannya disalah2kan oleh yg pro tulisan kedua.

14. Tulisan keduapun lagi2 selalu pakai argumen basi. "Ini tidak dilakukan Nabi", "kullu bid'atin dholalah", "man ahdatsa fi amrina"... Dll

15. Padahal dalil yg mereka pakai untuk menyalahkan yg pertama adalah dalil salah alamat. Jadinya malah ribut.

16. Yang pertama juga gitu, keukeuh berpegang pada hadits2 wow (yg ada tanggalannya mulai 1-30). Sementara status hadits itu tidak jelas.

17. Sebenarnya, tidak perlulah tengkar debat kusir seperti itu. Semestinya ingat bahwa ini bulan Rajab, tak elok tengkar2 di Rajab.

18. Perihal amalan, andai tidak pakai dalil khusus pun sebenarnya tidak masalah, sebab masih cukup banyak dalil umum.

19. Kayak puasa sunnah, kan bisa kapan saja tanpa harus terikat oleh bulan. Hanya saja jika dilakukan di Rajab, ada nilai plus tersendiri.

20. Tentu saja nilai plusnya adalah bulan haram itu. So, sangat bagus sekali jika bisa berpuasa sunnah di bulan semisal rajab ini.

21. Yang tulisan kedua juga begitu, kenapa mesti pakai bid'ah2an segala jika yg berpuasa di bulan rajab itu punya dalil umum?

22. Dan kenapa juga harus menghalangi orang yang mau berbuat baik dg ditakut2i pakai argumen tdk nyambung "ini tdk dilakukan Nabi"?

23. So, selama ada dalil umum, tak perlulah melarang2 orang mau beribadah. Lagipula juga sunnah, kamu tdk melakukan pun tidak apa2

24. Dan bagi yg ingin beramal baik di bulan Rajab, biasakan jg memakai dalil2 yg shahih biar tdak diusili oleh orang2 yg mau ganggu ibadahmu

25. Maka mumpung Rajab, yg kata Nabi ini bulannya beliau, saatnya berlomba berbuat kebaikan, apapun jenisnya. Fastabiqul khoirot.

26. Jangan malah bertengkar. Udah nggak dapat pahala, masih diketawain lagi oleh mereka yg ingin kita pecah dalam hal apapun.

27. Mari istighfar sejenak bersama, menyambut datangnya bulan istighfar, bulan rajab... Astaghfirullah al-adzim


Oleh  Awy' A. Qolawun    @awyyyyy (9/5/2013)
Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2015/04/memaknai-bulan-rajab-dengan-sikap-bijak.html

Rabu, 18 Maret 2015

Ziarah Kubur dan Amaliyah Saat Dikuburan

Disunnahkan bagi peziarah qubur memiliki wudlu’ dan ketika memasuki area qubur mengucapkan salam,

السلام عليكم دار قوم مؤمنين م إنا إن شاءالله بكم لا حقون ...

ASSALAMU'ALAIKUM DARA QAUMIN MU'MININA INNA INSYAALLAH BIKUM LAA HIQUUN

Dan (disunnahkan) membaca ayat atau surah yang dianggap mudah daripada isi al-Qur'an, karena sesungguhnya membaca al-Qur’an bermanfaat bagi mayyit pada 3 keadataan, yaitu Pertama, ketika dibaca di samping mayyit (qubur mayyit). Kedua, dibaca tanpa hadirnya mayyit tetapi juga dido’akan untuknya mengiringi bacaan Qur’an. Ketiga, ketika meniatkan pahalanya untuk mayyit walaupun tidak disertai dido'akan. 

Disunnahkan pula membaca surah al-Ikhlas sebanyak 11 kali, kemudian berdo’a :

اللهم أوصل ثواب ما قرأته ألى فلان أو للموتى

Ya Allah sampaikan pahala yang telah aku baca kepada Fulan atau orang yang meninggal. 

Disunnahkan pula bershadaqah atas nama mayyit, karena itu bermanfaat dan pahalanya sampai kepada mereka. Apabila berziarah, disunnahkan mendekat kepada qubur yang ziarahi seperti mendekat kepadanya ketika masih hidup. 

Disunnahkan mengucapkan salam dengan menghadap ke wajahnya, berdasarkan sadda Nabi Saw. :

ما من أحد يمر بقبر أخيه المؤمن كان يعرفه فى الدنيا فيسلم عليه إلا عرفه و رد عليه السلام

"Tidak ada seorang pun yang berjalan melalui kubur saudaranya yang mukmin yang ia kenal sewaktu didunia lalu mengucapkan salam kepadanya, melainkan ia mengetahuinya dan membalas salamnya."

Kemudian menghadap ke kiblat dan berdo’a untuknya semisal:

        اللهم رب هذه الأجساد البالية والعظام النخرة التي خرجت من الدنيا وهي بك مؤمنة ادخل عليها روحا منك وسلاما مني, اللهم لا تحرمنا أجره ولا تفتنا بعده واغفر لنا


Dan do’a bermanfaat bagi mayyit untuk menghilangkan adzab dan mengangkat derajatnya, Nabi Saw, bersabda :

ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث. ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له، فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها, و إن هدايا الأحياء للأموات الدعاء و الا ستغفر

"Tidaklah mayit dalam kuburnya kecuali seperti orng yang tenggelam yang butuh pertolongan, yang menunggu doa dari anaknya, saudaranya, atau temannya. Apabila doa itu sampai kepadanya maka itu lebih dicintainya dari pada dunia dan isinya dan sesungguhnya hadiah orang hidup untuk mayit adalah do`a dan istighfar."


Disunnahkan meletakkan (menancapkan) pelepah kurma dan (menabur) bunga diatas qubur, sebagaimana telah menjadi kebiasaan kaum Muslimin, karena hal itu bisa merahmati mayyit selama belum kering, berdasarkan riwayat yang tsabit.

 أن النبى صلى الله عليه و سلم : شق الجريد نصفين ثم غرس على قبر نصفا و على قبر نصفا, و قال : لعله يخفف عنهما ما لم ييبسا

"Bahwa Nabi Saaw mengambil dua batang pelepah kurma kemudia menancapkannya pada kubur dan berkata, semoga Allah meringankan siksa kedua penghuni kubur itu selama pelapah kurma belum kering."

Sumber kitab Tanwirul Qulub fi Mu'amalati 'Allam al-Ghuyub li Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi al-Syafi'i al-Naqshabandi, via aliyfaizal

Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2015/04/ziarah-kubur-dan-amaliyah-saat-dikuburan.htm